Pada hari Jumat, 30 Desember 2022, sebelum penutupan tahun masehi, SMAN 1 Lamongan menerima kedatangan tamu yang luar biasa dan motivator yang berhasil menarik perhatian peserta didik. Guru mereka, Dr. Nafik Palil, M.Pd., berbicara tentang pendidik yang harus menguasai era masyarakat 5.0.
Bisa juga disebut sebagai “Society 5.0”, yaitu sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, yang memanfaatkan berbagai inovasi yang muncul dari Revolusi Industri 4.0, seperti Internet of Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pendidikan mengalami perubahan di abad kedua puluh satu dan dua puluh satu. Pada abad kedua puluh satu, pendidikan difokuskan pada anak-anak yang mendapatkan informasi dari buku dan cenderung berfokus pada wilayah lokal dan nasional. Pada abad kedua puluh satu, pendidikan difokuskan pada segala usia, setiap anak tergabung dalam komunitas pembelajar, dan pembelajaran diperoleh dari berbagai sumber, bukan hanya dari buku. Ini termasuk penggunaan internet, berbagai platform teknologi dan informasi, dan perkembangan
Untuk masuk ke era masyarakat 5.0, seseorang harus memiliki enam kemampuan literasi dasar. Kemampuan literasi data mencakup kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan data besar di dunia digital. Selanjutnya, literasi teknologi, pemahaman tentang cara kerja mesin, dan aplikasi teknologi seperti coding, kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, prinsip teknik, dan bioteknologi. Terakhir, literasi manusia, yaitu ilmu pengetahuan, komunikasi & desain,” kata Dr. Nafik Palil, M.Pd sebagai narasumber.
Oleh karena itu, pendidik di era masyarakat 5.0 harus menggunakan tiga hal: Internet of Things (IoT), virtual atau augmented reality (VR), dan AI untuk menentukan kebutuhan pembelajaran siswa.
Selain itu, dia menyatakan bahwa pendidik juga harus memiliki kecakapan hidup abad modern, yaitu kemampuan leadership, literasi digital, komunikasi, kecerdasan emosional, entrepreneurship, kewarganegaraan global, kerja tim, dan penyelesaian masalah. Fokus keahlian bidang pendidikan abad modern dikenal sebagai 4C, yang meliputi kreativitas, pemikiran kritis, komunikasi, dan kolaborasi.
Tenaga pendidik di abad masyarakat 5.0 ini harus menjadi guru penggerak yang mengutamakan muridnya daripada dirinya sendiri, berinovasi terus menerus, mengambil tindakan tanpa diminta, dan keberpihakan kepada muridnya.
Namun, banyak yang mempertanyakan apakah teknologi dapat menggantikan peran guru setelah perubahan ini. Dia menyimpulkan, “Namun ada peran guru yang tidak ada di teknologi, seperti interaksi secara langsung di kelas, ikatan emosional antara guru dan siswa, penanaman karakter, dan modeling/contoh guru.”


